Laboratory method of determining the coefficient of filtration consist of performing experience to the sample taken from the layer of interest to us wodonosnej.motoda laboratory can determine permeability coefficient attempts, and therefore, gives the estimated value of the coefficient for each layer.
Sabtu, 24 Desember 2016
Rabu, 14 Desember 2016
Kamis, 06 Oktober 2016
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan tsunami
1. Geologi
dan seismisitas, meliputi episenter, bathimetri (kedalaman dasar laut),
pergeseran lempeng tektonik, sehingga dapat menentukan arah dan besaran
kecepatan gelombang tsunami.
2. Morfologi
pantai, meliputi bentuk, geometri, kelandaian dan jenis litologi (batuan
pembentuk pantai) serta tata pengolahan lahan.
3.
Vegetasi
penutup dan lingkungan pantai.
4. Penataan
lokasi perumahan, pemukiman dan bangunan lain.
5. Jenis
struktur bangunan dan bahan bangunan.
6.
Kesiapsiagaan
masyarakat tentang bencana.
Hubungan Frekuensi Dominan dan Jenis Batuan
Frekuensi dominan
memiliki keterkaitan yang sangat dekat dengan kekerasan lapisan batuan. Nilai frekuensi dominan dapat ditentukan dari setiap titik pengukuran. Frekuensi
dominan yang tinggi menunjukkan lapisan tersebut tersusun dari batuan keras
(batuan dasar) dan sebaliknya frekuensi dominan yang rendah menunjukkan lapisan
tersebut tersusun dari batuan lunak (sedimen). Hal tersebut dikarenakan adanya
hubungan antara frekuensi dominan, periode gelombang dengan ketebalan sedimen lunak.
Frekuensi dominan berbanding
terbalik dengan periode gelombang yang melalui lapisan sedimen, yaitu jika
frekuensi dominan tinggi maka periode
gelombang yang melalui suatu lapisan sedimen rendah, dan jika periode gelombang
tersebut terdeteksi oleh alat pengukur mikrotremor bernilai tinggi maka hal tersebut disebabkan tebalnya sedimen
pada singkapan batuan dasar. Berarti bahwa gelombang yang datang dan
melalui lapisan sedimen tersebut terperangkap dalam lapisan sedimennya dalam
waktu yang lama. Sedimen yang lunak tersebut memiliki
ketebalan yang tinggi, karena gelombang yang melaluinya dapat terperangkap
lebih lama atau teredam sesuai dengan karakteristik suatu fluida tersebut, kental atau tebal, maka gelombang yang datang melaluinya akan lama dan frekuensinya rendah, sebaliknya jika suatu fluida tersebut tidak kental
atau kekentalannya kurang bahkan rigid (cair) maka gelombang yang melaluinya
akan berlalu begitu saja karena tidak butuh waktu lama untuk dapat terperangkap
di dalamnya sehingga frekuensinya pun tinggi dan cepat.
Daerah yang memiliki
frekuensi dominan rendah umumnya memiliki kerentanan untuk mengalami kerusakan
wilayah yang tinggi jika terlanda gempabumi. Hal ini dikarenakan
frekuensi dominan berbanding terbalik
dengan nilai penguatan goncangan/amplifikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, jika gempabumi terjadi di daerah yang memiliki jenis batuan lunak maka kerusakan akan parah, sedangkan jika terjadi di batuan yang keras maka kerusakan akan kecil.
Belajar Bahasa Polandia
Bagi yang ingin belajar bahasa Polandia, silakan open link ini....
https://www.facebook.com/angga.diansari/posts/1071423482979412
https://www.facebook.com/angga.diansari/posts/1071418586313235?pnref=story
http://because-ofallah.blogspot.com/2016/01/belajar-bahasa-polish.html
http://because-ofallah.blogspot.com/2016/01/verb-case-bahasa-polish.html
http://because-ofallah.blogspot.com/2015/12/belajar-bahasa-polish-1.html
https://www.facebook.com/angga.diansari/posts/1071423482979412
https://www.facebook.com/angga.diansari/posts/1071418586313235?pnref=story
http://because-ofallah.blogspot.com/2016/01/belajar-bahasa-polish.html
http://because-ofallah.blogspot.com/2016/01/verb-case-bahasa-polish.html
http://because-ofallah.blogspot.com/2015/12/belajar-bahasa-polish-1.html
Selasa, 04 Oktober 2016
Prosedur Pengukuran Magnet Bumi
Untuk mengetahui nilai-nilai
komponen magnet seperti (H, Z, X, dan Y), perlu dilakukan pengukuran terhadap
deklinasi, inklinasi dan total intensitas magnet.
Prosedur
Pengukuran Titik Tetap
1. Melevelkan teodolit dengan
menggunakan/memutarkan sekrup leveling sampai water pass berada di
tengah-tengah.
2. Tempatkan posisi vertical circle di
kanan telescope dan arahkan ke titik tetap.
3. Presisikan pelurus benang baca pada
titik tetap.
4. Catat pembacaan skala horizon pada
formulir pengamatan.
5. Putar teodolit 180o sehingga vertical circle ada di posisi
kiri telescope dan arahkan ke titik tetap.
6. Presisikan pelurus benang baca pada
titik tetap.
7. Catat pembacaan skala horizontal pada
formulir pengamatan.
Prosedur Pengukuran Deklinasi dan
Inklinasi
1. Melevelkan alat dengan memutar sekrup
level (satu atau dua sekrup yang diputar), semua sekrup harus dilevelkan.
2. Menghubungkan kabel sensor dangan
digital fluxgate magnetometer.
Mengukur Deklinasi
1. Setelah terhubung, ratakan sensor
sampai posisi skala vertical 90o00’00”, kemudian kunci skala
vertikalnya.
2. Mengarahkan teleskop ke Barat dan sensor
di atas (komponen West-Up).
3. Membuka klem skala horizontal kemudian
memutar theodolit sampai penunjukkan pada digital fluxgate menunjukkan angka
0.000 atau 0.001 nT.
4. Membaca nilai yang terdapat pada skala
horizontal dan mencatat waktu pembacaan.
5. Membuka klem skala vertical, kemudian
teleskop diarahkan ke Timur dengan posisi sensor di bawah (komponen East-Down).
6. Meratakan posisi sensor sampai skala
vertical menunjukkan angka 270o00’00”.
7. Membuka klem skala horizontal kemudian
memutar theodolit secara horizontal sampai nilai pada digital fluxgate
magnetometer menunjukkan angka 0.000 atau 0.001 nT.
8. Membaca nilai pada skala horizontal
dan mencata waktu pembacaan.
9. Melakukan langkah yang sama (langkah 5
– 7) untuk komponen West-Down (teleskop diarahkan ke Barat dengan posisi sensor
di bawah).
10. Membuka kembali klem skala vertical
dan mengarahkan teleskop ke
arah Timur dengan posisi sensor di atas (komponen East-Up), kemudian melevelkan
sensor dengan skala vertical menunjukkan 90o00’00”.
11. Membuka klem skala horizontal kemudian
memutar theodolit sehingga angka pada digital fluxgate magnetometer menunjukkan
angka 0.000 atau 0.001 nT.
12. Membaca skala horizontal dan memcatat
waktu pembacaannya.
13. Menghitung rata-rata hasil pengukuran
(digunakan pada pengukuran inklinasi)
Mengukur Inklinasi
1. Membuka klem skala horizontal,
kemudian mengarahkan teleskop ke Utara dengan posisi sensor di atas (komponen
North-Up). Nilai pada skala horizontal diposisikan pada nilai rata-rata
dikurangi 90o00’00”.
2. Membuka klem skala vertical kemudian
memutar teleskop secara vertikal sampai nilai pada digital fluxgate
magnetometer menunjukkan angka 0.000 atau 0.001 nT.
3. Membaca nilai pada skala vertical dan
mencatat waktu pembacaan.
4. Lakukan langkah yang sama (langkah 1 -
3) untuk komponen South-Down (teleskop ke arah Selatan dan posisi sensor di
bawah).
5. Membuka kembali klem skala horizontal
teleskop diarahkan ke Utara dengan posisi sensor di bawah (komponen North-down)
dan skala horizontal diposisikan pada nilai rata-rata ditambah 180o00’00”.
6. Membuka skala vertical, kemudian
memutar teleskop secara vertikal sampai nilai pada digital fluxgate
magnetometer menunjukkan angka 0.000 atau 0.001 nT.
7. Membaca nilai pada skala vertical dan
mencatat waktu pembacaan.
8. Melakukan langkah yang sama (langkah 5
- 7) untuk komponen South-Up (teleskop ke arah Selatan dan posisi sensor di
atas).
Prosedur Pengukuran Total Intensitas
Pengukuran total intensitas (total
force reading) dengan proton magnetometer dilakukan dua kali yaitu sebelum dan
sesudah pengukuran deklinasi-inklinasi, dan pembacaan nilai pengukuran sebanyak
8 kali. Nilai total intensitas (F) merupakan rata-rata dari hasil pengukuran.
Adapun
prosedur pengukurannya yaitu :
1. Menempatkan proton pada titik pengukuran.
2. Mengarahkan sensor ke arah Utara (sesuai dengan
arah medan magnet).
3. Menghubungkan konsul dengan sensor (posisi agak
jauh).
4. Menyesuaikan turning/auto turning sensor ke
harga magnet lokal.
5. Menekan tombol star untuk mendapatkan nilai
pengukuran dan menunggu hingga perubahan nilai stabil.
Ketika
perubahan nilai mulai stabil, catat nilai pengukuran sebanyak 8 kali disertai
pencatatan waktu mulai serta berakhirnya pembacaan.
Minggu, 03 Januari 2016
VERB CASE Bahasa Polish
Untuk belajar Verb Case di bahasa Polish itu lebih mudah lho :D karena ngga ada perfect atau continous :D :D
Jadi intinya ada 3 verb di Polish, yaitu :
1. Past tense
2. Present tense
3. Future tense
Tapi kalau di polish itu Verb-nya ada 2 arti, misalnya "makan"
jesc || zjesc
lagi makan || selesai makan
pic || wypic
lagi minum nich || selesai minum gua :D
Dan masih banyak lagi temen-temennya, bahkan "pergi" aja ada banyak,
isc >> lagi pergi jalan kaki, 1x
pojsc >> udah pergi jalan kaki, 1x
jechac >> lagi pergi pake kendaraan, 1x
pojechac>> udah pergi pake kendaraan, 1x
chodzic >> pergi jalan kaki, berkali-kali
pochodzic >> pergi jalan kaki, berkali-kali
jezdzic >> pergi pakai kendaraan,berkali-kali
PAST TENSE
Aku buatin gambar-gambar ringkesan biar lebih ngerti :D :D :D
PRESENT TENSE
Perubahan present tense ini macem-macem, ada yang ditambah am, em atau e' (eng) , a' (ang)
dan perubahan ini berdasarkan feeling :D
Misalnya :
Base verb nya
lubic (suka), nanti dy berubah jadi lubie' kalau subjeknya aku.
cytac (membaca), nanti dy berubah jadi cytam kalau subjeknya aku.
FUTURE TENSE
Aku besok membaca >> Ja jutro bede czytac
Kamu besok membaca >> Ty jutro bedziesz czytac
Kita besok dah selesai membaca >> My jutro bedziemy przyczytac
Jadi intinya ada 3 verb di Polish, yaitu :
1. Past tense
2. Present tense
3. Future tense
Tapi kalau di polish itu Verb-nya ada 2 arti, misalnya "makan"
jesc || zjesc
lagi makan || selesai makan
pic || wypic
lagi minum nich || selesai minum gua :D
Dan masih banyak lagi temen-temennya, bahkan "pergi" aja ada banyak,
isc >> lagi pergi jalan kaki, 1x
pojsc >> udah pergi jalan kaki, 1x
jechac >> lagi pergi pake kendaraan, 1x
pojechac>> udah pergi pake kendaraan, 1x
chodzic >> pergi jalan kaki, berkali-kali
pochodzic >> pergi jalan kaki, berkali-kali
jezdzic >> pergi pakai kendaraan,berkali-kali
PAST TENSE
Aku buatin gambar-gambar ringkesan biar lebih ngerti :D :D :D
Aku(cewek) dulu membaca. >> Ja cytalam.
Aku(cowok) dulu membaca. >> Ja cytalem.
PRESENT TENSE
Perubahan present tense ini macem-macem, ada yang ditambah am, em atau e' (eng) , a' (ang)
dan perubahan ini berdasarkan feeling :D
Misalnya :
Base verb nya
lubic (suka), nanti dy berubah jadi lubie' kalau subjeknya aku.
cytac (membaca), nanti dy berubah jadi cytam kalau subjeknya aku.
FUTURE TENSE
Aku besok membaca >> Ja jutro bede czytac
Kamu besok membaca >> Ty jutro bedziesz czytac
Kita besok dah selesai membaca >> My jutro bedziemy przyczytac
Oce sekian dulu yaa
besok-besok aku nulis lagi :D :D
Belajar Bahasa Polish : Celownik
Kali ini aku mau nulis tentang noun case Celownik.
Sebelumnya kita review dulu apa aja Noun Case itu?
Jadi ada 6 kasus perubahan noun di bahasa Polish, yaitu :
1. Mianownik
2. Biernik
3. Dopelniacz
4. Nardzednik
5. Miejnownik
6. Celownik
Sebelumnya kita review dulu apa aja Noun Case itu?
Jadi ada 6 kasus perubahan noun di bahasa Polish, yaitu :
1. Mianownik
2. Biernik
3. Dopelniacz
4. Nardzednik
5. Miejnownik
6. Celownik
Langganan:
Postingan (Atom)