Pages

Kamis, 20 Desember 2012

Tugas Akhir Saya

Ini adalah tugas akhir saya sesuai persyaratan agar saya lulus dan memiliki gelar A.Md. dari Akademi Meteorologi dan Geofisika Jakarta.

klik di sini untuk laporan TA saya.

dan klik di sini untuk mengunduh presentasi seminar saya.

Semoga bermanfaat.

Kunjungan Siswa SMA Muhammadiah Bengkulu

Rabu, 19 Desember 2012 terdapat kunjungan siswa SMA Muhammadiah Bengkulu Selatan ke kantor BMKG Kepahiang Bengkulu. Para siswa ingin mengetahui tentang peralatan apa saja dalam pengamatan meterologi, klimatologi, dan geofisika serta hal-hal yang berkaitan dengan meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan tersebut :


Permintaan Data Gempa, Cuaca, Iklim di Stasiun Kepahiang Bengkulu

Data gempabumi, cuaca, iklim sangat penting mengingat kondisi Indonesia yang sangat kompleks. Pelayanan permintaan data di stasiun Geofisika Kepahiang ini ada 2 macam, yaitu untuk mahasiswa dan untuk umum.

>> Untuk Mahasiswa

Bagi para mahasiswa yang hendak meminta data di satsiun Geofisika Kepahiang KSI tidak perlu khawatir karena pelayanan jasa untuk para mahasiswa tidak dikenakan tarif. Hanya saja, bagi mahasiswa, persiapkan syarat-syarat permintaan data sebelum menuju ke kantor Geofisika Kepahiang, antara lain :

1. Surat Pengantar dari Univrsitas mengenai permintaan data gempabumi,cuaca, maupun iklim.

2. Skripsi / thesis / tulisan yang akan dibuat yang berhubungan dengan penggunakan data tersebut.

3. Materai 2 lembar
Kedua materai ini akan digunakan untuk mengisi surat pernyataan yang disediakan oleh kami, yaitu :
- Surat pernyataan yang menjelaskan tidak akan menyalahgunakan data yang diberikan
- Surat pernyataan untuk memberikan salinan thesis/skripsi/tulisan yang telah selesai dibuat

>> Untuk Umum

Bagi kalangan umum yang hendak meminta data di stasiun Kepahiang BMKG akan dikenakan tarif sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 4 tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara bukan Pajak yang berlaku pada BMKG, yang dapat didownload di sini.
Setelah itu kami akan memberikan kwitansi sesuai pada tarif yang tertera pada PP tersebut.

Demikian prosedur yang dilakukan sebelum permintaan data di stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu.

Semoga bermanfaat.

Rabu, 19 Desember 2012

Simulasi Tsunami

Saya punya simulasi tsunami, klik di sini. 

Kumpulan Tugas Akhir

Kali ini saya akan mengeshare kumpulan tugas akhir kelas Geofisika 45 (angkatan 2009).

1. Aditya Hanly Ludji Nguru

2. Akram Mujahid

3. Alexander F.T. Parera

4. Angga V Diansari

5. Arief Rachman Hakiem

6. Basri Kamaruddin

7. Endah Puspita Sari

Prediksi Gempa dengan Atropatena

PENDAHULUAN

Selama seratus tahun sejarah peramalan gempa bumi, peran seismologi tidak bisa dikesampingkan, karena tidak hanya menyimpan informasi yang luas tentang berbagai pertanda
gempa bumi, melainkan juga menciptakan jaringan-jaringan lokal dari titik-titik pemantauan dengan parameter yang berbeda-beda pada berbagai medium geologi di sekitar zona sumber gempa bumi. Namun demikian, sampai dengan saat ini para ahli seismologi belum membuahkan hasil yang memuaskan dalam memprediksi terjadinya gempa bumi.
Geller1) seorang ahli seismologi mengatakan bahwa pada prinsipnya gempabumi tidak dapat diprediksi. Geller berpendapat bahwa dalam proses persiapan akan terjadinya gempabumi, pada sumber akan mengalami keadaan yang random (acak), dengan berbagai pengaruh dari luar. Hal inilah yang menyebabkan adanya pesimistis dari para ahli gempabumi untuk meneliti precursor (tanda-tanda) terjadinya gempabumi.

Kamis, 13 Desember 2012

Belajar Pasang Pias

Hari ini saya belajar memasang pias SPS 2 , jadi sebelum memasang pias, hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kalau bisa datang sebelum jam 7 pagi (mungkin jam 6.30 sudah siap di kantor)
2. Siapkan selotip 3 buah, gulung kertas pias yang baru terlebih dahulu
3. Kalau sudah jam 7 tepat, segera mengganti kertas pias dengan yang baru (kalau bisa kurang dari 1 menit)
4. Cara masangnya dari atas dulu (gulungannya di sebelah atas), muternya ke kiri.
5. Jangan lupa jarak sebelah kiri sekitar 2 jari (agar cukup buat cap)
6. Kertas pias yang lama lalu dicap
    - sebelah kiri atas FCM
    - sebelah kiri bawah LCM
    - sebelah tengah atas nama stasiun
    - sebelah kanan atas tanggal kemarin
    - sebelah kanan bawah tanggal hari ini
7. Isi log book
8. Taruh kertas pias perekaman kemarin ke almari yang sudah disediakan
Hari kedua di stageof kepahiang, yang saya pelajari adalah :
- PS 2
- Jamstek
- DVB
- Minrec


Rabu, 07 November 2012

Laporan dan Perhitungan Distribusi Weibull

Kali ini saya akan mengeshare tentang cara menyelesaikan distribusi weibull dengan tepat.

Ini contoh excel perhitungan saya, klik di sini

Lalu ini contoh laporan saya mengenai distribusiweibull, klik di sini

Semoga bermanfaat dan bisa membantu

by : Angga V Diansari, PhD :D

Sabtu, 28 Juli 2012

Penentuan Epicenter Gempa Bumi dengan Metode Lingkaran

1) Tentukan tp dan ts dari 3 stasiun pencatat

2) Hitung nilai (ts-tp) dari masing-masing stasiun tersebut

3) Hitung nilai d nya ; dengan rumus d=(s-p)*k untuk (s-p)<8 dt atau d=[(s-p)-2]*10 jika (s-p)>8 dt

4) Cari nilai jari-jari lingkaran dari masing-masing nilai d tersebut.

5) Buat lingkaran dari ketiga stasiun tersebut dengan pusat epicenter stasiun dan jari-jari = d

6) Tarik garis yang melalui perpotongan antara masing-masing 2 lingkaran (jadi totalnya nanti ada 3 garis)

7) Epicenter merupakan perpotongan ketiga garis tersebut

8) Selesai dan selamat berkarya
   
     by : Angga V Diansari PhD

Step-step Mencari Epicenter Gempa Bumi dengan Metode Gerak Partikel

Berikut ini penulis emncoba share mengenai step-step mencari epicenter gempa bumi dengan metode gerak partikel. Sebelumnya, hal yang perlu dipahami adalah metode gerak partikel ini adalah metode penentuan epicenter dari 1 stasiun dengan 3 komponen, yaitu komponen vertikal, komponen horisontal E-W, komponen horisontal N-S.

Dan berikut ini step-stepnya. Cekidot :

1) Tentuin arah impuls awal ketiga komponen (apakah kompresi C ataukah dilatasi D)

2) Tentuin nilai 1/2 amplitudo awalnya? Caranya? Ukur aja dengan penggaris ^^

3) Tentuin nilai d dari nilai (s-p) nya.

Untuk gempa dekat (ts-p < 8 detik), maka rumus yang digunakan adalah d=(s-p)*k dimana k adalah konstanta omori, anggap aja besar konstanta omori ini 8 m/s

Untuk gempa tele (ts-p > 8 detik), maka rumusan d yang digunakan adalah d=[(s-p)-2]*10

4) Tentuin tanda (+) atau (-) nya --> intinya dilihat dari komponen Z nya dulu

     Komponen Z                                        Komponen H
     ------------------------------------------------------
     Kompresi (+)                                        Kompresi (-)
                                                                  Dilatasi (+)

     Dilatasi (-)                                             Kompresi (+)
                                                                  Dilatasi (-)

5) Cari vektor resultan komponen horisontal
     AH = (Aew^2 + Ans^2)^0.5
     tan (teta) = Aew/ Ans

6) Cari vektor resultan komponen vertikal
     AR = (AH^2 + AZ^2)^0.5
    tan i = AH/AV

7) Mencari kedalaman sumber
    h = d*cos i

8) Mencari koordinat epicenter
    Mula-mula cari dulu jarak epicenter dengan rumus dH = sqrt(d^2 - h^2)
    (delta) x = dH*sin (teta)
    (delta) y = dH*cos (teta)

     Maka, lintang epic = lintang stasiun +- (delta) y
                bujur epic = bujur stasiun  +- (delta) x

Catatan : Tanda +- didapat dari arah Aew dan Ans; jadi nanti digambar aja pada bidang cartesius dan dikira-kira, jadi dalam perhitungan sudut anggap semuanya positif.

Selesai, selamat mencoba :)
by : Angga Vertika Diansari, PhD ^^

Kamis, 12 Juli 2012

GMT(Generic Mapping Tools) untuk pemula

GMT (Generic Mapping tools) adalah software open source (alias gratis) khusus menangani masalah pemetaan. Mula-mulai GMT hanya bisa diinstal di linux, akan tetapi lambat laut dikembangkan oleh Paul Wessel dan Walter Smith sehingga bisa diinstal di windows.

GMT memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan, misalnya :
(+) dapat membuat peta dalam berbagai format
(- ) tidak adanya GUI sehingga harus lihai dalam menguasai scrips, otomatis akan semakin rumit scripnya jika ingin membuat peta yang kompleks.

Sebenarnya, inti dari GMT hanya 3 hal, yaitu :
1) notepad
2) GSView 49
3) Saya menyebutnya sbg progam run

Steps-steps memulai GMT :
1) Progam-->rum--> cmd-->pilih direktori yang akan kita gunakan untuk menyimpan file kita, misalnya :

C: D:
D: cd "anggav"
D\anggav>

2) Membuat script di notepad lalu simpan dalam format .(dot) bat

3) Running script yang udah kita buat tadi (misal namanya peta.ps) di progam run (D\anggav>peta.ps )

4) Buka hasilnya di GSView 49

Oh ya, ini salah satu contoh scrip peta sederhana :

set R=90/105/-5/6 (ini maksudnya membuat region long 90-105 dan lat -5s/d6)
set O=peta.ps
(nama outputnya peta.ps)

gmtset ANNOT_FONT_SIZE 11
gmtset LABEL_FONT_SIZE 11

psbasemap -R%R% -JM15C -Bg2a1:.PETA_INDONESIA: --HEADER_FONT_SIZE=14 -P -K -Y17 > %O%



pscoast -R -JM -Bg2a1 -Ggreen -Slightblue -P -Dh -W -O -K >> %O%
psxy stasiun.dat -R -JM -St0.5c -Gyellow -P -O -K >> %O%
pstext stasiun.dat -R -JM -P -O -K>> %O%
psmeca moment2.dat -R -JM -P -O -Sm1c -T0 -C -M -Wthin -K >> %O%
gawk "{print $1,$2}" moment2.dat | psxy -R -JM -Sc0.3c -Gred -Wthin -P -O -K>> %O%
psxy trench.gmt -R -JM -P -O -Gblack -Sf1/0.3lt -K >> %O%
psxy transform.gmt -R -JM -P -O -Gblack -Sf2/0.4rs -K>> %O%

echo 94 2 10 0 1 LT A > point.dat
echo 97 4 10 0 1 LT A' >> point.dat
gawk "{print $1,$2}" point.dat | psxy -R -JM -WS/red -P -O -K >> %O%
pstext point.dat -R -JM -P -O -K >>%O%


gawk "{print $1,$2,$3}" moment2.dat | project -C94/2 -E97/4 -Qxyzpqrs W-100/100 > cross.dat

psbasemap -JX15/-10 -R0/400/0/50 -B100:"Distance (km)":/30NWes:"Depth (km)": -P -O -Y-15 -K >> %O%

gawk "{print $4,$3}" cross.dat | psxy -JX -R -Sc0.5c -Gred -P -O >> %O%

Kamis, 05 Juli 2012

Metode earthquake prediction

1. Perubahan Vp/Vs dan parameter lainnya 


Beberapa perubahan dapat dipakai sebagai precursor gempabumi. Telah dijelaskan diatas bahwa dari hasil eksperimen di laboratorium suatu batuan yang diberi gaya secara terus menerus suatu waktu akan patah. Sebelum batuan patah ternyata disekitar fokus patahan sebelumnya mengalami perubahan stress dan strain. Demikian pula pada kejadian gempabumi, lokasi disekitar hiposenter juga akan terjadi perubahan tegangan dan regangan, hal ini disebabkan karena terjadinya penumpukan / akumulasi energi sebelum dilepaskan menjadi gelombang seismik.

Dari teori yang telah dibahas pada bab-bab terdahulu bahwa stress dan strain terkait dengan perbandingan perubahan kecepatan gelombang primer (Vp) dan kecepatan gelombang skunder (Vs) atau Vp/Vs. Dalam kejadian gempabumi perubahan Vp/ Vs dapat diamati dan secara empiris biasa dihitung dengan menggunakan diagram Wadati yang telah dibahas pada bab terdahulu.

Dengan keterbatasan peralatan pengamatan stress dan strain di lapangan, penelitian di Indonesia tentang prediksi gempa masih dapat dilakukan dengan mengamati parameter ini.

Untuk mengamati perubahan Vp/Vs parameter yang diperlukan adalah perbedaan waktu datang gelombang s dan p atau (s-p) dan waktu tiba gelombang p kedua parameter ini tidak sulit di lakukan di stasiun pengamat gempabumi. Penelitian ini pernah dilakukan dengan menghitung kembali perubahan Vp/Vs sebelum terjadi gempa Ambon pada akhir tahun 1996 dengan magnitude  sekitar 5,5 (Subardjo, 1998), ternyata mengalami perubahan Vp/Vs yang signifikan.

Penelitian yang sama telah dilakukan sebelumnya oleh Feng (1977), dia meneliti gempabumi Hsinfeng – Cina yang terjadi pada tanggal 19 Maret 1962 dengan magnitude 6,1 selama 11 bulan sebelumnya dan telah terjadi perubahan Vp/Vs sebesar – 11 %. Kemudian Sekiya (1977) juga melakukan hal yang sama pada gempa Kepulauan Izu – Jepang selama 11 tahun, sebelum terjadi gempa dengan magnitude 6,9 telah terjadi perubahan nilai Vp/Vs sebesar – 5%.

Menghitung Nilai Periode Ulang Gempa Bumi dengan Distribusi Weibull

Kemungkinan terjadinya gempabumi pada selang waktu t  dan t + t adalah  l(t) dan oleh Weibull dinyatakan dalam formula:

                                    l(t) = k tm ……………………………..(9.1-1)

k dan m adalah konstanta dimana k > 1 dan m > -1. Probabilitas kumulatif kejadian gempabumi antara waktu nol dan t yang diberi notasi F(t) dengan reliabilitas R(t) didefinisikan sebagai :

                                    R(t) = 1 – F(t), dan
                                   
                                    R(t) = exp.( - ò (t) dt

                                           = exp.  {- (kt m+1)/ (m+1)}………..(9.1-2)

Membuat Peta Percepatan Tanah (PGA)

Langkah-langkah membuat peta percepatan tanah maksimum (PGA) di Indonesia khususnya yang dilakukan di BMKG adalah sebagai berikut :

o   Menyusun kembali data gempabumi yang terjadi dalam wilayah Indonesia dan sekitarnya.

o   Membagi Indonesia menjadi grid dengan ukuran 0,5 derajad x 0,5 derajad.

o   Menghitung percepatan tanah untuk tiap-tiap grid untuk semua data gempabumi dengan beberapa formula dan memilih satu percepatan yang paling besar pada tiap-tiap grid.

o   Menghitung percepatan tanah maksimum untuk tiap-tiap grid untuk berbagai periode ulang dengan menggunakan metode yang telah ditentukan.

o   Menentukan tingkat resiko berdasarkan nilai percepatan maksimum.

o   Membuat kontur peta resiko untuk wilayah Indonesia.

Selasa, 03 Juli 2012

Menghitung jumlah sinyal gempa sebenarnya

fin=fopen('BJI_E.dat');
data=textscan(fin,'%f %f','r');
fclose(fin);

t =data{1} %waktu (sekon)
x =data{2} %amplitudo

N = length(t)
---------------------------------------
lalu di command window
>> N
>> plot(t,x)

Matlab : Fourier Transform

%progam deskret fourier series
clear all; clc;
dt=0.5; %sampling rate
T=4; %periode
N=T/dt; %jumlah sampel
t=[0:dt:(N-1)*dt];%deret waktu
k=[1:length(t)];%indeks waktu --->harus dimulai dg angka 1
df=1/(N*dt)%sampling frekuensi
fnyq = 1/(2*dt)%frek maksimum (Nyquist frek)
freq = [0:df:fnyq]%deret frek
x = [1;1;1;0;0;0;1;1];%amplitudo dlm domain waktu {f(k.dt)}
%matrix W
for k=1:N
    for i=1;length(freq)
        W(i,k) = cos((i-1)*2*(pi/T)*0.5*(k-1))
    end
end
   
a=(1/N)*W*x

figure(3)
subplot(2,1,1)
plot(t,x,'ok','markerfacecolor','b')
grid on
subplot(2,1,2)
plot(freq,a,'ok','markerfacecolor','k')
grid on

Matlab : Progam transformasi fourier

%Progam transformasi fourier
clear all;clc;%input sinyal
%fid = fopen('waveform.dat'); % Membuka file data
%data = textscan(fid,'%f'); %membuka isi file
%fclose(fid);%Menutup file data

%Input Sinyal
N = 100; %jumlah sampel
dt = 0.5; %delta waktu
t = [0:dt:(N-1)*dt]; %deret waktu
f1=0.5; f2=2; f3=5;
x = sin(2*pi*f1*t)+sin(2*pi*f2*t)+sin(2*pi*f3*t); x=x';

%menentukan matrix W
for k=1:N
    for n=1:N
        a(n,k) = cos((n-1)*(2*pi/N)*(k-1)); %riil --> con(n-1) krn dimulai dari 1:..... ; harusnya dimulai dari nol
        b(n,k) = -(sin((n-1)*(2*pi/N)*(k-1))); %imaginer
    end
end

fnyq = 1/(2*dt) %frek maksimum
df = 1/(N*dt) %delta frekuensi/ sampling frek

F_a = a*x; %Transformasi fourier untuk bagian riil
F_b = b*x; %Transformasi fourier untuk bagian imaginer
F = complex(F_a,F_b) %Bilangan kompleks
Fz = abs(F); %amplitudo spektrum (domain frekuensi)
freq = [0:df:fnyq]; %deret frekuensi
vk = [1:length(freq)]; %indeks frekuensi
Fz_k = Fz(vk); % Amplitudo spektrum dalam deret frekuensi
Fz_k_db = 20*log10(Fz_k/max(Fz_k)); % Amplitudo spektrum dalam unit logaritmik ; db=desibel; maksudnya dari fungsi logaritmik

theta = atan2(imag(F),real(F)); %sudut fasa dalam unit radian; atan=arc tan ...atan2 --> arc tan dalam semua kuadran
theta = (theta/pi)*180; %sudut fasa dalam unit derajat
theta_k = theta(vk); %sudut fasa (unit derajat) dalam deret frekuensi

y=abs(fft(x)); %Fast fourier transform
y_freq = y(vk); %amplitudo spektrum dalam deret frekuensi
y_freq_db = 20*log10(y_freq/max(y_freq)); % Amplitudo spektrum dalam

%Plotting
figure(1)
plot(t,x,'-k')
grid on
xlabel('waktu (detik)'); ylabel('Amplitudo (mikrometer)');
title('Input Sinyal');

figure(2)
plot(freq,Fz_k, '-b')
grid on
xlabel('Frekuensi(Hz)'); ylabel('Amplitudo (dB)');
title('Spektrum Sinyal(Linier Plot)');

figure(3)
plot(freq,Fz_k_db, '-k')
grid on
xlabel('Frek(Hz)'); ylabel('Amplitudo (dB)');
title('Spektrum Sinyal(Log Plot)')
set(gca,'xscale','log')

figure(4)
plot(freq,theta_k,'-r')
grid on
title('Phase Spektrum')
xlabel('Frek(Hz)'); ylabel('Phase (deg)');


 

Matlab: Progam Penentuan Epicenter

%PROGAM PENENTUAN EPICENTERclear all; clc;
%Membuka file data
fid=fopen('stasiun_data.dat');
data=textscan(fid, '%s %f %f %f');
fclose(fid);
N=length(data);
    code = data{1};
    x = data{2};
    y = data{3};
    t = data{4};
 xp=[]; yp=[];

 %Model awal
 x0 = input('Masukkan Longitude Awal : ');
 y0 = input('Masukkan Latitude Awal : ');
 vp=4; Erms=1;

%Pemodelan Inversi Menggunakan Iterasi
 k=0;
 while Erms > 0.00001
     tp = sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2)/vp;
     t0=abs(t-tp); t0=mean(t0);
     tcal=t0+tp;
     dt=t-tcal;
    
     %Membuat matrix Jacobi
     J1=(x0-x)./(vp*sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2));
     J2=(y0-y)./(vp*sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2));
     J=[J1 J2];
    
 %Menghitung error/misfit
     Erms = sqrt(sum((tcal-t).^2)./N);
    
     %Permodelan Inversi
     dm=inv(J'*J)*J'*dt;
    
     xp=[xp;x0];
     yp=[yp;y0];
    
     %Plotting hasil
     figure (1)
     plot(x0,y0,'or','markerfacecolor','r')
     hold on
     plot(xp,yp,'--b')
     hold on
     plot(x,y,'^b','markerfacecolor','b')
     text(x,y,code,'verticalalignment','top')
     daspect([1 1 1])%memberikan gambaran bujur sangkar dengan ratio yang sama
     axis([0 70 0 70])
    
     %Model Perturbation
     x0=x0+dm(1,1);
     y0=y0+dm(2,1);
    
     k=k+1;
    
     if Erms <= 0.1
         break
     end
 end
 fprintf(1,'Epicenter => ') %1 maksudnya memunculkan text di cmd window
 fprintf(1,'Lon ;%6.2f ',x0)
 fprintf(1,'Lat ;%6.2f\n ',y0)
 fprintf(1,'Jumlah Iterasi ;%2.0f\n ',k)
 init_x = xp(1,1); % init maksudnya inisial (model awal)
 init_y = yp(1,1);
 figure (1)
 text(init_x,init_y,'Model Awal','verticalalignment','top');

 text(x0,y0,'Epicenter','verticalalignment','top');
 
%PROGAM PENENTUAN EPICENTER



clear all; clc;



%Membuka file data

fid=fopen('stasiun_data.dat');

data=textscan(fid, '%s %f %f %f');

fclose(fid);

N=length(data);

code = data{1};

x = data{2};

y = data{3};

t = data{4};



xp=[]; yp=[];



%Model awal

x0 = input('Masukkan Longitude Awal : ');

y0 = input('Masukkan Latitude Awal : ');

vp=4; Erms=1;



%Pemodelan Inversi Menggunakan Iterasi

k=0;

while Erms > 0.00001

tp = sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2)/vp;

t0=abs(t-tp); t0=mean(t0);

tcal=t0+tp;

dt=t-tcal;



%Membuat matrix Jacobi

J1=(x0-x)./(vp*sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2));

J2=(y0-y)./(vp*sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2));

J=[J1 J2];



%Menghitung error/misfit

Erms = sqrt(sum((tcal-t).^2)./N);



%Permodelan Inversi

dm=inv(J'*J)*J'*dt;



xp=[xp;x0];

yp=[yp;y0];



%Plotting hasil

figure (1)

plot(x0,y0,
'or','markerfacecolor','r')

hold on

plot(xp,yp,'--b')

hold on

plot(x,y,'^b','markerfacecolor','b')

text(x,y,code,'verticalalignment','top')

daspect([1 1 1])%memberikan gambaran bujur sangkar dengan ratio yang sama

axis([0 70 0 70])



%Model Perturbation

x0=x0+dm(1,1);

y0=y0+dm(2,1);



k=k+1;



if Erms <= 0.1

break

end

end

fprintf(1,'Epicenter => ') %1 maksudnya memunculkan text di cmd window

fprintf(1,'Lon ;%6.2f ',x0)

fprintf(1,'Lat ;%6.2f\n ',y0)

fprintf(1,'Jumlah Iterasi ;%2.0f\n ',k)

init_x = xp(1,1); % init maksudnya inisial (model awal)

init_y = yp(1,1);

figure (1)

text(init_x,init_y,
'Model Awal','verticalalignment','top');



text(x0,y0,
'Epicenter','verticalalignment','top');

Matlab : Progam Penentuan Epicenter

%PROGAM PENENTUAN EPICENTER



clear all; clc;



%Membuka file data

fid=fopen('stasiun_data.dat');

data=textscan(fid, '%s %f %f %f');

fclose(fid);

N=length(data);

code = data{1};

x = data{2};

y = data{3};

t = data{4};



xp=[]; yp=[];



%Model awal

x0 = input('Masukkan Longitude Awal : ');

y0 = input('Masukkan Latitude Awal : ');

vp=4; Erms=1;



%Pemodelan Inversi Menggunakan Iterasi

k=0;

while Erms > 0.00001

tp = sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2)/vp;

t0=abs(t-tp); t0=mean(t0);

tcal=t0+tp;

dt=t-tcal;



%Membuat matrix Jacobi

J1=(x0-x)./(vp*sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2));

J2=(y0-y)./(vp*sqrt((x0-x).^2+(y0-y).^2));

J=[J1 J2];



%Menghitung error/misfit

Erms = sqrt(sum((tcal-t).^2)./N);



%Permodelan Inversi

dm=inv(J'*J)*J'*dt;



xp=[xp;x0];

yp=[yp;y0];



%Plotting hasil

figure (1)

plot(x0,y0,
'or','markerfacecolor','r')

hold on

plot(xp,yp,'--b')

hold on

plot(x,y,'^b','markerfacecolor','b')

text(x,y,code,'verticalalignment','top')

daspect([1 1 1])%memberikan gambaran bujur sangkar dengan ratio yang sama

axis([0 70 0 70])



%Model Perturbation

x0=x0+dm(1,1);

y0=y0+dm(2,1);



k=k+1;



if Erms <= 0.1

break

end

end

fprintf(1,'Epicenter => ') %1 maksudnya memunculkan text di cmd window

fprintf(1,'Lon ;%6.2f ',x0)

fprintf(1,'Lat ;%6.2f\n ',y0)

fprintf(1,'Jumlah Iterasi ;%2.0f\n ',k)

init_x = xp(1,1); % init maksudnya inisial (model awal)

init_y = yp(1,1);

figure (1)

text(init_x,init_y,
'Model Awal','verticalalignment','top');



text(x0,y0,
'Epicenter','verticalalignment','top');

Step-step Menyelesaikan Distribusi Weibull

(studi kasus gempa bumi di suatu area tertentu)

1) Sortir data gempa bumi yang sudah didownload sesuai dengan magnitudo minimal yang diinginkan. (misal 5<M< 10)

2) Mencari nilai selang ; caranya :
    (Tahun b - Tahun a)*12
    (Bulan b - Bulan a)
    (Hari b - Hari a)/30
    (Jam b - Jam a)/ 720
    (Menit b - Menit a)/43.200
    (Detik b - Detik a)/ 2.592.000
    --------------------------------- +

3) Mengelompokkan nilai selang (dibuat interval)

4) Mencari nilai t tengah

5) Mencari nilai F(t) --> R(t)

6) Buat rumus least square untuk menghitung nilai a dan b ; dimana x=ln t dan y= ln.ln(1/R(t))

7) Setelah nilai a dan b ketemu, cari nilai (k/(m+1)) dan (m+1)

8) Hitung nilai e(t) dan standard deviasi

9) Hitung nilai periode ulang gempa dengan cara :
    Periode terpendek = e(t) - standard deviasi
    Periode terpanjang = e(t) + standard deviasi

10) Validasi data

11) Selesai ; by: Angga V Diansari

Microtremor

Mikrotremor merupakan getaran tanah selain gempa bumi, bisa berupa getaran akibat aktivitas manusia maupun aktivitas alam. Jadi mikrotremor bisa terjadi karena getaran akibat orang yang sedang berjalan, getaran mobil, getaran mesin-mesin pabrik, getaran angin, gelombang laut atau getaran alamiah dari tanah. Mikrotremor mempunyai frekuensi lebih tinggi dari frekuensi gempabumi, periodenya kurang dari 0,1 detik yang secara umum antara 0.05 – 2 detik dan untuk mikrotremor periode panjang bisa 5 detik, sedang amplitudenya berkisar 0,1 – 2,0 mikron. 


Tsunami

Istilah Tsunami berasal dari kosa kata Jepang Tsu yang berarti gelombang dan Nami yang berarti  pelabuhan atau bandar. Negara Jepang secara geografis terletak pada daerah rawan gempa, sama dengan Indonesia. 


Dari sejarahnya  di Jepang  pada saat itu masyarakatnya telah mengamati dan mencatat peristiwa alam yang ada di sekitarnya,  masyarakat di sana banyak tinggal di sekitar teluk yang menjadi pelabuhan sekaligus pusat ekonomi,  sedangkan kita tahu bahwa pada daerah seperti teluk (konvergen) sifat gelombang laut akan menjadi kuat sebab gelombang laut saling terpantul dan terinterferensi (tergabung) menjadi gelombang yang besar sehingga kekuatan gelombang akan terfokus pada teluk tersebut, akibatnya tentu daerah tersebut akan terkena limpasan gelombang yang lebih besar dibandingkan dengan pantai yang rata.


Energi Gempa Bumi


Bentuk energi yang dilepaskan saat terjadinya gempabumi antara lain adalah energi deformasi gelombang. Energi deformasi dapat dilihat pada perubahan bentuk volume sesudah terjadinya gempa bumi, seperti misalnya tanah naik, tanah turun, pergeseran batuan, dan lain-lain. Sedangkan energi gelombang akan menggetarkan medium elastis disekitarnya dan akan menjalar ke segala arah.

Pemancaran energi gempa bumi dapat besar ataupun kecil, hal ini tergantung dari karakteristik batuan yang ada dan besarnya stress yang dikandung oleh suatu batuan pada suatu daerah. Pada suatu batuan yang rapuh ( batuan yang heterogen ), stress yang dikandung tidak besar karena langsung dilepaskan melalui terjadinya gempa gempa-gempa kecil yang banyak. Sedangkan untuk batuan yang lebih kuat ( batuan yang homogen ), gempa kecil tidak terjadi        ( jarang terjadi ) sehingga stress yang dikandung sangat besar dan pada suatu saat batuannya tidak mampu lagi menahan stress, maka akan terjadi gempa dengan magnitude yang besar.

next page